Hampir 5 Tahun Berlalu! Peristiwa 6 Anggota Laskar FPI Tewas Ditembak, Namun Tak Kunjung Mendapatkan Keadilan.
- account_circle Muhamad Dekra / Syarif H
- calendar_month Sab, 5 Jul 2025
- visibility 76

Tegarnews.co.id-Jakarta| Sudah hampir 5 tahun berlalu peristiwa terjadinya penembakan 6 anggota laskar Front Persaudaraan Islam (FPI) hingga tewas pada 07 Desember 2020. Namun luka kelam itu masih membekas di dalam hati seluruh anggota FPI. Pasalnya mereka menilai hinggi kini masih belum mendapatkan keadilan, serta belum semua pelaku pembunuhan diungkap dan ditangkap oleh pihak kepolisian.
Berikut nama-nama anggota laskar FPI yang tewas ditembak:
- Andi Oktiawan (33)
- Ahmad Sofiyan (26)
- Lutfi Hakim (25)
- Faiz Ahmad Syukur (22)
- Muhammad Suci Khadavi (21)
- Muhammad Reza (20)
Pada tahun 2024, Ketua DPP Advokat Persaudaraan Islam (Aziz Yanuar) mengungkap sejumlah nama yang diduga terlibat langsung atau tidak langsung dalam peristiwa KM 50.
Nama tersebut diungkapkan Azis menyusul pernyataan Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terendus bau anyir darah 6 laskar FPI yang tewas ditembak di KM 50.
Ada empat nama yang disebut Azis. Ia menegaskan empat orang tersebut berkaitan dengan jabatan mereka di pemerintahan sebelumnya, di era Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
“Budi Gunawan, Fadil Imran, Dudung, Idham Azis,” kata Azis kepada wartawan, Selasa (03/12/2024).
Diketahui saat peristiwa KM 50 terjadi pada Desember 2020, keempat orang tersebut memiliki jabatan di pemerintahan. Budi Gunawan menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Idham Azis menjabat Kapolri, Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya, dan Dudung Abdurahman sebagai Pangdam Jaya.
Demikian diketahui di era pemerintahan Prabowo, Budi menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Dudung sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), dan Fadil menjabat Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri. Sementara, Idham Azis sudah pensiun dari Polri.
Terkait nama-nama di kabinet pemerintahan Prabowo yang diduga terlibat langsung maupun tidak langsung dalam peristiwa KM 50, Azis menyampaikan pihaknya sudah bersurat. Melalui surat tersebut, FPI meminta Prabowo mengusut peristiwa KM 50.
“Dari awal beliau dilantik kami sudah bersurat, meminta usut KM 50,” kata Azis.
Sebelumnya Rizieq Shihab mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terendus bau anyir darah 6 laskar FPI yang tewas ditembak di KM 50.
Mulanya Rizieq mengatakan, bakal membuat acara peringatan kematian 6 laskar FPI yang tewas ditembak aparat pada 7 Desember 2020.
Kemudian Rizieq mengaku sedih lantaran kabinet yang disusun oleh Prabowo tericium bau anyir darah 6 laskar FPI yang tewas tertembak.
“Saya sedih, saya prihatin, kalau Kabinet dan dibentuk oleh presiden baru saat ini, masih ada bau anyir darah KM 50, karena ada beberapa orang yang diduga terlibat langsung atau tidak langsung dalam peristiwa KM 50, justru duduk diangkat masuk dalam Kabinet,” kata Rizieq di Monas, Jakarta Pusat, Senin (02/12/2024).
Namun Rizieq mengatakan, susunan kabinet yang bentuk oleh Prabawo sudah cukup baik. Bahkan Rizieq tidak segan untuk memberikan support agar semua bisa berjalan dengan baik.
“Tapi saya tidak bisa menyembunyikan kesedihan saya, keprihatinan saya, ternyata Kabinet tersebut, maaf, masih ada bau anyir darah KM 50,” tegas Rizieq.
Hingga saat ini menurut keterangan dari beberapa anggota Laskar FPI, mereka masih mengadakan Tahlil rutin di depan kantor Komnas HAM setiap sehabis Shalat Jum’at setiap minggunya. Sebagai bentuk solidaritas, mendoakan serta menuntut keadilan untuk 6 saudara mereka yang tewas ditembak oleh oknum Kepolisian.
“Setiap ba’da shalat jum’at, kami rutin mengadakan tahlil di kantor Komnas HAM. Dan itu dilakukan tanpa terputus setiap minggunya.” jelas P (Inisial), kepada wartawan tegarnews.co.id (06/07/2025)
Akankah kasus ini dibiarkan menggantung? Apakah keluarga almarhum dan seluruh anggota Laskar FPI akan mendapatkan keadilan? Patut kita pertanyakan dan nantikan bagaimana pihak Kepolisian menyelesaikan kasus peristiwa KM 50 ini.
- Penulis: Muhamad Dekra / Syarif H
- Editor: Redaksi
- Sumber: Rls/Red
Saat ini belum ada komentar