Breaking News
light_mode
Beranda » Opini » Oleh Yudhi Haryono: Pergolakan Pemikiran Ekopol Pancasila

Oleh Yudhi Haryono: Pergolakan Pemikiran Ekopol Pancasila

  • account_circle Rls/Red
  • calendar_month Sen, 7 Jul 2025
  • visibility 31

Tegarnews.co.id-Jakarta| Kubur kekerdilan. Hapus mental kate. Tikam jago kandang. Sebab, setiap peradaban besar, bermula dari pikiran besar. Lalu, dikerjakan oleh “orang besar.” Demikian hukum besi sejarah dan alamnya. Tanpa pikiran besar dan pemimpin besar, sungguh tak dimungkinkan lahir dan tumbuh peradaban, bangsa, negeri dan komunitas besar plus dikagumi semesta.

Sebagai wilayah yang pernah menghasilkan peradaban besar: Tarumanegara, Mataram, Sriwijaya, Majapahit dan Nusantara, tentu kita mewarisi pikiran besar dan pemimpin besar. Puluhan tahun lalu, kita mampu menjadi inspirasi kemerdekaan negara di benua Asia-Afrika lewat konfrensi (KAA/18-24 April 1955) yang menggetarkan dunia. Itu salah satu bukti warisan aksi besar yang masih bisa kita baca.

Soal pemikiran, kita bisa menyebut misalnya “ekonomi-politik pancasila.” Ini tentu warisan pemikiran besar (yang ontologinya ada di konstitusi) dari para pendiri republik yang masih terasa walau sudah lama dipunggungi oleh kita semua.

Ya, duapuluh tahun terakhir kita tak lagi melahirkan pikiran-pikiran besar dan tokoh-tokoh dunia. Hal yang kita rindukan sejak lama. Sebaliknya, republik ini diterjang badai KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang meluluh lantakkan kehidupan kenegaraan kita. Praktis juara di semua liga, baik tingkat regional (Asean) maupun internasional (Asia dan Dunia).

Walaupun begitu, perjalanan ekonomi kita tertatih-tatih terus berjalan. Kementerian Keuangan mencatat aset negara mencapai Rp 13.692,4 triliun per 31 Desember 2024. Angka ini naik dibanding 2023 yang sebesar Rp 13.072,8 triliun. Neraca pemerintah per 31 Desember 2024 mencerminkan posisi keuangan yang kecil dan memprihatinkan, dengan total aset hanya mencapai Rp 13.692,4 triliun (1/72025).

Mengapa kecil dan memprihatinkan? Karena agensinya hanya beriman pada ekonometrika, bermahzab neoliberal dan texbook. Sebagian besar bahkan menjadi hit-guys yang mengkayakan negara lain serta korporasi elite global. Bahkan, di inti kelembagaan negara, para ekonomnya itu banyak pengkhianat dari sistem ekopol kita yang pancasilais, kerakyatan dan berdimensi keadilan sosial.

Tentu saja, negara-bangsa ini hanya akan tangguh dan jadi peradaban besar jika kita berani meninggalkan cara berpikir dan bertindak berdasar ekonometrik, neolib, texbook dan hit-guys. Selanjutnya sambil menyambut dan merealisasikan kembali sistem ekopol pancasila.

Kita wajib membongkar tuntas masalah ini dengan tagline “selamat tinggal neoliberalisme, selamat datang pasukan pancasila dan pikiran-pemikirannya yang jenius plus merakyat.” Kini dan seterusnya. Oleh kita, bukan oleh asing-aseng-asong.

Soal ekonometrika dan neoliberalisme yang sudah memiskinkan Indonesia, kita bisa baca buku dan kitab-kitab yang terkurikulumkan di mana isinya hanya lima: individualisme, keinginan, ketamakan, dominasi dan ketimpangan. Lahirlah rezim devisa bebas, kurs bebas, teorama defisit anggaran, utang luar negeri yang menggunung, agensi oligarki, bunga dan pajak tinggi serta deregulasi.

Padahal, antitesanya sudah ada. Jelas sekali bahwa basis ekopol pancasilaisme itu: kebersamaan, kebutuhan, keselarasan, gotong-royong, kemerataan. Lahirlah rezim pasar terkelola, kurs tetap, koperasi, kehadiran negara via BUMN serta surplus APBN, insentif dan subsidi tinggi, serta keadilan regulasi.

Dengan antitesa yang jenius tersebut, tema-tema pokoknya adalah: (1)Negeri tanpa kemiskinan; (2)Republik tanpa kelaparan; (3)Indonesia penuh kesehatan, papan dan sandang; (4)Pendidikan berkualitas; (5)Kesetaraan gender; (6)Air Bersih dan sanitasi berkwalitas dunia; 7)Pasokan energi bersih dan terjangkau.

Selanjutnya, dalam ekopol pancasila kita terus melakukan: (8)Pekerjaan manusiawi dan pemerataan ekonomi; (9)Penuh industri ramah lingkungan, inovasi dan infrastruktur; (10)Hidup tanpa kesenjangan; (11)Kota dan permukiman yang berkelanjutan; (12)Konsumsi dan pangan yang bertanggung jawab; (13)Penanganan perubahan iklim; (14)Ekosistem lautan, daratan dan udara yang sehat.

Singkatnya, pergumulan pemikiran ekopol pancasila juga merealisasikan subtansi kenegaraan berupa: (15)Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh; (16)Kolaborasi dan gotong-royong untuk mencapai tujuan; (17)Tanpa para penipu, pencopet, pencoleng, maling dan rampok di manapun; (18)Republik bebas KKN; (19)Komunitas epistemik negeri hukum; (20)Negeri rempah dan herbal.

Dengan tema dan program berwawasan theo-antro-eco sentris maka kita akan mewarnai regional Asean, melukis internasional Asia dan Dunia, serta menjadi mercusuar semesta. Inilah warisan pemikiran ekopol pancasila. Kitalah yang sedang mencetak realisasinya.(*)

_Penulis adalah CEO Nusantara Centre_

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Senyum Lebar Kades Pakai Rompi Tahanan: Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 500 Juta

    • calendar_month Sel, 29 Jul 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Sukabumi Jawa Barat, 29 Juli 2025| H, seorang Kepala Desa (Kades) Cikujang, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Anggaran Dana Desa. Tadi siang, Satreskrim Polresta Sukabumi Kota telah melimpahkan kasus tersebut ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi (28/7). Kepala Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Kabupaten Sukabumi, Agus Yuliana Indra Santoso, […]

  • Sinergitas antara GMOCT dengan LBH Mata Elang Perihal Dugaan Pelanggaran Kode Etik Hakim di Pengadilan Agama Ambarawa, Begini Selengkapnya

    • calendar_month Sab, 17 Mei 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 82
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Ambarawa, Jawa Tengah| (GMOCT)- Puluhan media online dan cetak tergabung dalam Gabungan Media Online dan Cetak Ternama (GMOCT) memberitakan temuan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mata Elang terkait dugaan pelanggaran kode etik hakim di Pengadilan Agama Ambarawa. Temuan ini menyoroti proses pencabutan gugatan yang dinilai tidak sesuai prosedur. Ketua Yayasan LBH Mata Elang, Bayu Syamtalira, menjelaskan […]

  • TNI-Polri Bersinergi Wujudkan Lingkungan Aman Di Desa Citeko

    • calendar_month Kam, 5 Jun 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 30
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id| Dalam rangka menjaga kamtibmas di wilayah hukum Polsek Cisarua, Bhabinkamtibmas Desa Citeko Bripka Apep Alimudin bersama Babinsa Pelda Rudi Siswantoro melaksanakan sambang dialogis di Kampung Kebon Jae RT.04/02, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Rabu (4/6/2025). Kegiatan sambang ini dilaksanakan untuk mempererat hubungan antara aparat keamanan dan warga, sekaligus menyampaikan pesan-pesan kamtibmas agar […]

  • Bulog Salurkan Bantuan Beras untuk 23 Ribu KPM di Bekasi, Warga Sambut Antusias

    • calendar_month Ming, 27 Jul 2025
    • account_circle Husen
    • visibility 46
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id – Kabupaten Bekasi- Perusahaan Umum (Perum) Bulog melalui Tim Satgas Pangan kembali menyalurkan bantuan beras kepada ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) di wilayah Kabupaten Bekasi. Minggu. (27/07/2025).   Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat dalam menjaga ketahanan pangan nasional serta mengendalikan inflasi bahan pokok di daerah.   Di Desa Karangreja, Kecamatan Pebayuran, […]

  • Pemprov Sumut Siapkan Regulasi Ojol dan Sanksi Tegas bagi Aplikator yang Langgar Aturan

    • calendar_month Rab, 21 Mei 2025
    • account_circle Darmayanti Yanti
    • visibility 48
    • 0Komentar

      Tegarnews.co.id – Medan | Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) tengah mempersiapkan regulasi yang akan mengatur operasional ojek online (Ojol) di wilayahnya. Regulasi ini mencakup sejumlah aspek penting, mulai dari keselamatan, keamanan, kenyamanan, keterjangkauan, hingga ketertiban layanan transportasi online. Langkah ini diambil menyusul aksi damai yang dilakukan ribuan driver Ojol yang tergabung dalam Gabungan […]

  • Diduga Toko Kelontong Menjual Miras Dan Tak Berizin, Di Depan Masjid Bersejarah Jatimakmur Pondok Gede

    • calendar_month Sab, 7 Jun 2025
    • account_circle M.Ifsudar/Tim
    • visibility 118
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Bekasi| Dikira toko kelontong di benner yang bertuliskan “Warung Azila”. Belakangan ini kerap menjadi sorotan oleh masyarakat atau warga sekitar Jatimakmur Pondok Gede Bekasi. Pasalnya warung tersebut dengan terang- terangan menjual berbagai merek minuman keras dipajang. Mulai dari golongan A, B dan C. Seorang warga sekitar berinisial F dengan tegas menyayangkan adanya toko menjual miras […]

expand_less