Aroma Tekanan di Balik Laporan BUMDes Bantarsari, Ketua Didesak Tanda Tangan Surat Pengunduran Diri
- account_circle HUSEN
- calendar_month 19 jam yang lalu
- visibility 20

Tegarnews.co.id – Kabupaten Bekasi, 9 Oktober 2025– Dugaan penyimpangan dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bantarsari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, kian memanas. Setelah kasus ini dilaporkan ke Inspektorat Kabupaten Bekasi dan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) oleh DPD Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (AKPERSI) Jawa Barat, kini muncul dugaan intervensi terhadap Ketua BUMDes.
Ketua BUMDes Bantarsari, Saneng, mengaku mendapat tekanan untuk menandatangani surat pengunduran diri yang disodorkan oleh salah satu perangkat desa berinisial Nb, tak lama setelah laporan penyimpangan dilayangkan.
“Saya baru pulang dari ngirim telur di Pondok Gede, tiba-tiba dipanggil, disuruh tanda tangan karena katanya mau ada perombakan. Saya tanya alasannya apa, tapi tidak dijelaskan,” ungkap Saneng kepada wartawan, Melalui Telepon selular WhatsApp, Rabu (8/10/2025).
Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk tekanan dan upaya mengalihkan tanggung jawab di tengah proses pemeriksaan Inspektorat yang sedang berjalan.
Ketua DPD AKPERSI Jawa Barat, Ahmad Syarifudin, C.BJ., C.EJ., menilai tindakan itu bukan hanya bentuk penyalahgunaan kewenangan, tetapi juga indikasi adanya intervensi serius terhadap pengelola BUMDes.
“Setelah laporan kami masuk, malah ketua BUMDes ditekan untuk mundur. Ini jelas bentuk intimidasi. Kami minta Inspektorat melindungi pihak-pihak yang mengetahui dugaan penyimpangan agar tidak diancam atau dibungkam,” tegas Ahmad.
Sebelumnya, DPD AKPERSI melaporkan adanya dugaan penyalahgunaan alokasi dana APBDes tahun 2025 sebesar 20 persen yang dikucurkan ke rekening BUMDes tanpa disertai hasil usaha maupun laporan keuangan yang jelas.
Lebih parah lagi, rekening dan dokumen resmi BUMDes Bantarsari diduga dikuasai oleh bendahara desa, bukan oleh pengurus BUMDes sebagaimana diatur dalam regulasi.
Sementara itu, Ketua BPD Bantarsari, Ib, saat dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp, mengaku tidak mengetahui adanya surat pengunduran diri tersebut.
“Enggak tahu, itu bukan atas perintah saya. Bahkan saya baru tahu dari ketua,” jelasnya.
Sedangkan perangkat desa berinisial Nb, yang diduga memberikan surat pengunduran diri kosong bermaterai kepada Saneng, memberikan jawaban berputar ketika dikonfirmasi.
- Penulis: HUSEN
- Editor: HUSEN
- Sumber: Rls/Red
Saat ini belum ada komentar