“Aksi Demo Ricuh! Massa Pelajar dan Mahasiswa Tolak Tunjangan DPR RI
- account_circle Muhamad Dekra
- calendar_month 4 jam yang lalu
- visibility 5

Tegarnews.co.id—Jakarta 25 Agustus 2025| Aksi unjuk rasa besar-besaran terjadi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin (25/8). Ribuan massa yang didominasi pelajar SMA/SMK serta mahasiswa turun ke jalan menolak kebijakan tunjangan rumah Rp50 juta per bulan bagi anggota DPR. Demonstrasi berlangsung ricuh hingga berujung bentrokan dengan aparat.
Dari pantauan awak media dan informasi dari warga yang tidak mau menyebukan namanya mengatakan,” Massa sejak pagi sudah berkumpul dari dua arah, dari arah kawasan Gelora Bung Karno (GBK) dan dari arah Bendungan Hilir (Benhil). Mereka bergerak menuju Gedung DPR sambil membawa spanduk, meneriakkan yel-yel “Bubarkan DPR, serta melakukan aksi teatrikal dengan membakar ban dan spanduk. Beberapa massa menuliskan grafiti protes di pagar DPR, di antaranya bertuliskan “Pejabat Keparat” dan “Bubarkan DPR,” ujarnya.
Aksi kali ini menarik perhatian publik karena banyak demonstran membawa bendera PAN. Belakangan terungkap, bendera tersebut bukan berasal dari mobilisasi resmi partai, melainkan hasil dicabut dari atribut HUT PAN yang memang dipasang massal di jalan-jalan Jakarta. Selain itu, massa juga mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera bergambar karakter “One Piece.
Situasi memanas ketika barikade polisi di sekitar pintu belakang DPR berhasil ditembus. Sejumlah demonstran masuk hingga ke jalur tol, membakar sebuah motor, dan melempari aparat dengan batu. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata, mengerahkan water cannon, serta menambah kekuatan pengamanan. Total sekitar 1.250 personel dikerahkan, ditambah 360 personel cadangan di Slipi, Tomang, dan Grogol.
Kericuhan mengakibatkan sedikitnya enam orang ditangkap dan dua demonstran terluka, salah satunya mengalami luka di kepala akibat lemparan batu. Lalu lintas di kawasan Senayan lumpuh, bahkan akses tol sempat ditutup demi keamanan. Aparat juga mengevakuasi sejumlah pelajar yang masih berada di area demonstrasi.
Meski diguyur hujan deras, massa tetap bertahan di sekitar DPR hingga sore hari. Polisi akhirnya berhasil membubarkan kerumunan menjelang malam, namun ketegangan masih menyisakan kerusakan berupa pagar rusak, coretan vandalisme, dan sampah bekas aksi.
Aksi ini merupakan kelanjutan gelombang protes publik terhadap DPR yang dinilai tidak peka dengan kondisi ekonomi rakyat. Tunjangan rumah Rp50 juta per bulan bagi anggota DPR disebut tidak pantas diberikan di tengah defisit anggaran negara serta lemahnya kinerja legislatif. Sejumlah tokoh masyarakat, pakar, hingga organisasi pengawas juga mengkritik keras kebijakan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak DPR belum memberikan keterangan resmi terkait kerusuhan. Polisi memastikan proses hukum akan berjalan bagi para pelaku perusakan maupun provokasi dalam aksi tersebut.[]
- Penulis: Muhamad Dekra
- Editor: Redaksi
- Sumber: Ahmad Nuraji
Saat ini belum ada komentar