Kesadaran dan Pemahaman Serta Pendalaman Spiritualitas Adalah Keseimbangan dari Dunia dan Akherat
- account_circle maelcaykw1.mm@gmail.com
- calendar_month Sab, 3 Mei 2025
- visibility 50

Tegarnews.co.id-Jakarta|Manfaat spiritual jika merujuk pada artificial inteligence akan memperoleh ketenangan dan kedamaian batin, hingga mampu mengurangi atau
bahkan dapat menghilangkan rasa stres. Kecuali itu, manfaat spiritual bisa meningkatkan kesadaran diri, mampu memahami diri sendiri serta tujuan dari hidup agar lebih bermakna dan tidak sia-dia.
Lebih dari itu manfaat dari laku spiritual adalah untuk membangun koneksi dengan orang lain agar selaras dan mampu untuk beradaptasi supaya dapat menciptakan tata hubungan yang harmoni, karena kemampuan untuk memahami pikiran dengan segenap suasana batin orang lain itu.
Begitulah daya kekuatan dari kandungan spiritual yang ditekuni mampu memberi makna dari arah dan tujuan hidup yang lebih baik dan harmoni, meski secara kasat mata para pelakunya acap terkesan sebagai manusia yang biasa-biasa saja. Tak ada hal yang tampak istimewa atau bahkan tak memiliki daya tarik yang mampu menyita perhatian orang banyak.
Yang terpenting dari semua itu adalah ekspresi dari rasa syukur dalam mengapresiasi hidup dan kehidupan, baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Dan untuk memperoleh manfaat spiritual dapat dilakukan melalui praktik kehidupan sehari-hari yang terus mengasah kemampuan dan kepekaan dengan mendalami lewat zikir, meditasi banyak bertasbih, tirakat, berpuasa serta giat melafaskan surat-surat langit, yang dikirim Tuhan melalui Nabi dan Rasul.
Makna spiritual yang erat kaitannya dengan aspek kehidupan dengan ruh, jiwa, batin serta dimensi non fisik dapat diketahui melalui
Al-Qur’an kitab suci keagamaan.
Dalam sholat wajib maupun sholat sunnah dapat diketahui adanya praktik meditasi, konsentrasi serta peresapan mendalam tentang makna yang termuat dalam ayat-ayat suci itu yang tak cuma memberi pertanda atau isyarat, tapi juga acap lebih terang benderang maknanya untuk dipahami, dicerna dan dihayati kandungan nilainya yang sangat tinggi, lantaran acap melampaui takaran ilmu maupun nilai pengetahuan yang tiada bandingannya.
Melalui meditasi, konsentrasi mampu mendorong untuk meningkatkan suatu kesadaran yang erat hubungannya dengan spiritualitas.
Kesadaran terhadap alam mampu membangkitkan frekuensi spiritual yang tidak mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang, karena getarannya hanya bergemuncah di dalam hati dan dada orang yang melakukannya.
Dalam latihan yang terus menerus dilakukan sebagai bentuk dari olah batin ini, pads akhirnya orang yang bersangkutan mampu melakukan kontak batin lebih gampang dengan orang lain. Bahkan hingga pada tingkat tertentu orang yang bersangkutan dapat memiliki pengetahuan jauh sebelum peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Karena itu, tak sedikit orang yang dapat mengetahui saat kematian dirinya sendiri. Apalagi hanya untuk sejumlah hal yang terjadi pada orang lain.
Perlunya setiap orang memiliki kecerdasan dan keunggulan spiritual agar mampu meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri, baru kemudian untuk orang lain. Inilah pemahaman dari makna syair religius seorang penyair yang mengatakan bahwa langit di luar dan langit di dalam bersatu dalam jiwa.
Artinya, dalam konsepsi spiritual inilah yang dimaksud dari kemampuan untuk memahami diri sendiri dan memahami dunia luar termasuk seisinya yang ada di jagat raya ini. Dari kebijakan yang tertata dan dibangun dengan kokoh, dapat menghadapi semua tantangan dan kesulitan dengan lebih baik dan dingin. Tidak grogi dan panik, sehingga puncaknya bagi setiap orang pada saatnya kelak hendaknya dijemput maut.
Dalam proses yang panjang itulah daya empati –kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dapat dapat terekam jejak digitalnya dari kontak jiwa dan batin yang tidak banyak mampu dilakukan oleh setiap orang, karena hanya bagi mereka yang telah melampaui tahap pengembaraan spiritual dalam waktu tertentu yang dapat memiliki kemampuan seampuh itu.
Demikian tahapan dari kemampuan dan kecerdasan spiritual pada level tertentu, koneksi yang mendalam terhadap diri sendiri, akan dengan sendirinya mempermudah membangun koneksi dengan pihak lain, termasuk dengan makhluk yang ada di bumi dan di langit. Realitasnya begitulah kesadaran dan pemahaman serta pendalaman spiritual diperlukan sebagai penyeimbang dari dunia dan akherat bagi manusia.
Sehingga di dalam kecerdasan spiritual akan ditandai oleh kemampuan serta kepiawaian mengelola emosi, hasrat atau nafsu agar dapat memberi manfaat menjaga kedamaian batin yang menjadi pusat pengendali pada kedalaman hati setiap manusia. Sehingga pada tingkat tertentu, kecerdasan dan kemampuan spiritual seseorang dapat berfungsi menjadi pelaku spiritual dalam kapasitas sebagai pengamat, penulis, guru dan pemimpin spiritual yang mempu mengayomi untuk melindungi sekaligus mempersatukan umat agama-agama dapat hidup rukun dan guyup dalam memperjuangkan kepentingan bersama, tanpa pilih kasih dalam perspektif kemanusiaan, alam semesta yang tunduk dan patuh hanya kepada Tuhan. Adagium ini acap disitir dalam narasi yang sangat dramatis oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu dalam berbagai kesempatan diskusi rutin mingguan Senin-Kamis di Sekretariat GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) Jl. Ir. H. Juanda No. 4 A, Jakarta Pusat.
Oleh : Jacob Ereste
Pecenongan, Jakarta 28 April 2025
(Red)
- Penulis: maelcaykw1.mm@gmail.com
Saat ini belum ada komentar