Rocky Gerung Angkat Bicara ‘Sentil’ Prabowo, Sebut Pengangkatan Qodari Blunder Besar: Sinyal Ingin (Tiga) Periode
- account_circle Rls /M.ifsudar/M.imron
- calendar_month 10 jam yang lalu
- visibility 5

Tegarnews.co.id-Jakarta, 24 September 2025| Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung kembali berbicara
melontarkan kritik pedasnya. Kali ini langsung, sasarannya adalah keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yang baru.
Ujar Rocky, langkah yang diambil Prabowo ini (17/9), bukan hanya sebuah kesalahan politik, tetapi sebuah ‘reaksi yang buruk yang mengirimkan sinyal-sinyal berbahaya terkait masa depan demokrasi di Indonesia ucapnya.
Ucapan tajam ini dilontarkan Rocky dalam sebuah perbincangan hangat bersama mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, dalam siniar “Ruang Sahabat”.
Rocky menilai, langkah penunjukan Qodari adalah respons yang keliru atas tuntutan publik pasca-demonstrasi besar akhir Agustus lalu itu.
Pak Prabowo ingin meng-address tuntutan publik itu, tetapi address-nya juga ngaco, karena mengangkat Qodari,” kata Rocky dalam perbincangan yang tayang di YouTube tersebut.
Menurut Rocky, rekaman jejak Muhammad Qodari sebagai salah satu penggagas utama wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode adalah ‘dosa’ politik yang tidak bisa diabaikan. Ia khawatir, kehadiran Qodari di lingkar dalam Istana akan memunculkan persepsi liar di tengah-tengah masyarakat.
Qodari mengusulkan tiga periode, artinya Prabowo pakai Qodari supaya dia tiga periode juga, kan begitu persepsinya. Jadi, kita mesti kasih kritik juga bahwa oke, reaksi Prabowo dengan mengangkat Qodari, itu reaksi yang buruk,” tutur Rocky dengan gaya khasnya.
Lebih jauh, Rocky menuding Presiden Prabowo seolah tidak mempelajari rekam jejak dan “prestasi antidemokrasi” dari orang yang baru saja ditunjuknya menempati posisi strategis tersebut.
Ia lalu membandingkan reshuffle kedua ini dengan yang pertama, di mana menurutnya Prabowo masih memberikan reaksi yang bagus terhadap tuntutan publik.
“Nah, begitu Qodari diangkat (pada reshuffle kedua), maka negative impression pada presiden, pasti drop,” ucapnya.
Terus Rocky Gerung juga menyoroti betapa vitalnya posisi Kepala KSP, yang ia sebut sebagai “orang kedua” di Istana Kepresidenan. Ia mempertanyakan logika di balik penempatan figur kontroversial seperti Qodari di posisi sepenting ituh.
Lah, Qodari itu, KSP itu orang kedua lho, di Amerika itu kepala staf presiden orang kedua. Sekarang pertanyaannya, kenapa seorang yang antidemokrasi, memanipulasi konstitusi dengan tiga periode berdasarkan survei semata-mata, atau big data, kata Pak Luhut, diangkat jadi KSP,” ujar Rocky.
Ia menegaskan menurutnya, kebingungan ini bukan hanya miliknya, tetapi juga menjadi pertanyaan besar di kalangan remaja anak-anak muda dan mahasiswa di berbagai daerah yang ia temui.
Mereka mengatakan, kok, Pak Prabowo enggak ngerti ya, bahwa demokrasi itu artinya menyelamatkan ide awal konstitusi. Sementara Qodari menghalangi ide awal itu dengan mengusulkan supaya Pak Jokowi tiga periode. Ini catatan negatif,” ujar Rocky.
- Penulis: Rls /M.ifsudar/M.imron
- Editor: Redaksi
- Sumber: Fery Aldero
Saat ini belum ada komentar