Menakar Urgensi Rencana TNI AL Beli Kapal Induk Giuseppe Garibaldi dari Italia
- account_circle Rls/Red
- calendar_month Kam, 18 Sep 2025
- visibility 18

Tegarnews.co.id-Jakarta, 18 September 2025| TNI Angkatan Laut (TNI AL) berencana mengakuisisi kapal induk atau aircraft carrier milik Italia, Giuseppe Garibaldi.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan kapal itu direncanakan untuk operasi militer selain perang (OMSP).
“Kami bermaksud memfokuskan kapal ini pada operasi militer non perang, tetapi mungkin juga akan dikerahkan untuk misi lain yang berkaitan dengan pertempuran,” kata Ali beberapa waktu lalu.
Jika Giuseppe Garibaldi jadi dibeli, ini akan jadi kapal induk pertama yang dimiliki Indonesia.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies Khairul Fahmi berpendapat jika berbicara pertahanan murni, Indonesia sebenarnya lebih membutuhkan kapal selam, frigat, dan sistem senjata asimetris untuk menjaga kedaulatan laut.
Menurutnya, kapal induk bukan prioritas dalam skema sea denial.
Namun, jika berbicara Indonesia sebagai negara maritim besar, menurutnya kapal induk bisa menjadi simbol kekuatan sekaligus platform multifungsi.
Terlebih, kata dia, seperti dijelaskan KSAL, kapal tersebut rencananya akan dimodifikasi untuk operasi militer selain perang (OMSP), terutama misi humanitarian assistance and disaster relief (HADR).
“Maka, prioritasnya bukan lagi pesawat tempur, tapi helikopter dan drone. Itu sangat relevan dengan kebutuhan Indonesia, di mana helikopter untuk distribusi logistik, evakuasi, dan SAR, sedangkan drone bisa memperluas jangkauan pengintaian dan pengawasan. Dengan begitu, kapal induk tidak hanya menjadi simbol, tapi juga aset nyata dalam mendukung kesiapsiagaan nasional,” kata Fahmi saat dihubungi, Selasa (16/9).
Meski demikian, ia menyebut tetap ada sejumlah catatan. Biaya operasional kapal induk sangat besar, usia kapal sudah tidak baru, dan integrasinya dengan grand strategy pertahanan harus dipastikan.
Ia juga berpendapat setiap akuisisi alutsista besar idealnya juga diarahkan pada target kemandirian, baik melalui transfer teknologi, keterlibatan industri pertahanan dalam proses modifikasi, maupun pembangunan kapasitas sumber daya manusia.
“Dengan begitu, kapal induk bukan sekadar dibeli, tapi juga menjadi sarana percepatan kemandirian pertahanan nasional,” katanya.
Fahmi berpendapat rencana TNI AL itu bisa dimaknai sebagai bagian dari transformasi maritim Indonesia.
“Selama kalkulasi cost-benefit, doktrin operasional, dan target kemandirian dijalankan secara serius, kehadiran kapal induk dinilai bisa memberi manfaat strategis, baik sebagai kekuatan simbolik maupun instrumen nyata dalam menjaga rakyat,” katanya.[*]
- Penulis: Rls/Red
- Editor: Redaksi
- Sumber: Yoa/Isn
Saat ini belum ada komentar