Kapolri Bentuk Tim Transformasi, Sahabat Presisi: Langkah Tepat Tingkatkan Kepercayaan Publik
- account_circle Rls/Red
- calendar_month Sel, 23 Sep 2025
- visibility 11

Tegarnews.co.id-Jakarta, 23 September 2025| Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri sebagai langkah strategis memperkuat kepercayaan publik. Tim ini dibentuk melalui Surat Perintah (Sprin) Nomor: Sprin/2749/IX/TUK.2.1./2025 ditandatangani langsung oleh kapolri pada 17 September 2025
Dalam tim tersebut sejumlah tokoh di kepolisian muncul. Misalnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo ditempatkan sebagai pelindung, sementara Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo bertindak sebagai penasihat, Tim ini dipimpin Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana. Yang juga merupakan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.
Koordinator Sahabat Presisi sekaligus pengamat hukum dan politik, Egi Hendrawan, menyambut baik pembentukan tim ini. Ia menilai inisiatif Kapolri menunjukkan kesungguhan institusi kepolisian melakukan perubahan mendasar demi menjawab tuntutan publik.
“Ini adalah sinyal kuat bahwa Polri siap membuka diri terhadap kritik, melakukan evaluasi internal, dan membangun kembali kepercayaan masyarakat. Langkah ini perlu diapresiasi karena memperlihatkan komitmen pada transparansi dan pelayanan yang humanis,” kata Egi di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, keberadaan tim transformasi akan menjadi pintu masuk untuk memperkuat tata kelola serta memperbaiki mekanisme pengawasan di Polri. Namun, ia menekankan pentingnya agar reformasi ini tidak berhenti pada ranah administratif.
“Harus ada tolok ukur yang jelas, tenggat waktu, dan keterlibatan masyarakat sipil. Reformasi tidak boleh hanya sebatas simbol. Publik harus bisa merasakan langsung dampaknya,” ujarnya.
Egi juga menilai fokus utama reformasi harus diarahkan pada dua aspek penting: perbaikan struktural dan perubahan budaya. Di satu sisi, regulasi dan prosedur internal Polri harus diperkuat agar penegakan hukum lebih konsisten. Di sisi lain, budaya organisasi perlu dibangun dengan orientasi pada integritas dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
“Masyarakat akan menilai dari perilaku sehari-hari aparat kepolisian. Bagaimana mereka menegakkan hukum dengan adil, menghormati hak asasi, serta melayani dengan sikap humanis. Itulah wajah nyata dari reformasi yang sesungguhnya,” tutur Egi.
Ia menambahkan, dengan transparansi dan konsistensi, tim transformasi dapat menjadi momentum penting bagi Polri untuk membalikkan kepercayaan publik yang sempat menurun.
“Kapolri layak diapresiasi atas inisiatif ini. Bila dijalankan dengan konsisten, reformasi Polri bukan hanya slogan, tetapi kenyataan yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Egi.[*]
- Penulis: Rls/Red
- Editor: Redaksi
- Sumber: Egi Hendrawan
Saat ini belum ada komentar