Breaking News
light_mode
Beranda » Opini » Jacob Ereste : Nilai Spiritualitas Presiden Syarifuddin Prawiranegara Pada Masa Pemerintahan Indonesia Darurat Yang Dilupakan

Jacob Ereste : Nilai Spiritualitas Presiden Syarifuddin Prawiranegara Pada Masa Pemerintahan Indonesia Darurat Yang Dilupakan

  • account_circle Rls/Red
  • calendar_month Sab, 31 Mei 2025
  • visibility 44

Tegarnews.co.id–Karang Ampel, 1 Juni 2025| Salah satu tokoh penting yang sangat berperan semasa perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia di masa yang belum enak seperti sekarang adalah Syafruddin Prawiranegara, pejuang tangguh yang sepi ing pamrih dari Serang, Banten. Ia menjabat Presiden Indonesia di masa darurat, setidaknya pemerintahan yang dia pimpin ketika itu jelas disebut Pemerintah Darurat Republik Indonesia alias PDRI, pada tahun 1948 di Sumatra Barat.

Presiden Soekarno memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk menjabat Presiden Republik Indonesia dalam kontek Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam kondisi darurat setelah terjadi Agresi Militer Belanda II berhasil menangkap Soekarno, Moch. Hatta serta tokoh lainnya di Yogyakarta. Dan ketika itu, Syafruddin Prawiranegara berada di luar Yogyakarta dan dianggap sosok yang paling mampu menjaga dan meneruskan pemerintahan negara Indonesia, dimana pun dia kehendaki.

Begitulah kepemimpinan yang terpercaya dan berkualitas memiliki integritas serta ketangguhan yang sudah teruji. Sejarah pun memberikan kesaksian bahwa Syafruddin Prawiranegara memiliki kredibilitas untuk meneruskan pemerintahan republik Indonesia yang baru merdeka, sekaligus menjadi bukti bahwa Indonesia tetap memiliki pemerintahan yang sah di mata dunia internasional, meski Soekarnp dan Moch. Hatta berada dalam penjara Belanda.

Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang berada di Bukit Tinggi, Sumatra Barat ketika itu, merupakan simbol dari keberlanjutan pemerintahan Indonesia yang tidak kehilangan legitimasi di mata penjajah maupun dunia internasional serta dari bangsa asing.

Syafruddin Prawiranegara yang berasal dari keluarga priyayi yang tumbuh dari lingkungan keluarga yang religius, nasionalis serta berpendidikan tinggi Rechts Hogeschool (RHS), Sekolah Tinggi Hukum pada masa Hindia Belanda, di Batavia, yang menjadi Jakarta sekarang.

Karena itu sebelumnya, Syafruddin Prawiranegara pantas menjadi Menteri Kemakmuran (1946-1947) mulai dari Kabinet Sutan Syahrir, Kabinet Amir Syarifuddin. Lalu menjadi Menteri Keuangan (1947-1949) dan Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia (1948-1949) saat Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.

Jadi wajar bila kemudian Syafruddin Prawiranegara menjadi Gubernur Bank Indonesia yang pertama pada masa itu (1953-1958), serta menjadi Anggota Dewan Konstituante (1955-1959) mewakili partai Masyumi, lalu ikut merumuskan dasar negara sebelum dekrit Presiden Sukarno tahun 1959 dilakukan.

Sebagai Pemimpin Tertinggi Negara dan Pemerintahan dengan de facto, dilaksanakan Syafruddin Prawiranegara dengan penuh kesadaran sebagai amanah—tidak hanya sebagai dari Presiden Soekarno dkk—tetapi juga dari kesadaran mengemban amanah bangsa dan negara Indonesia yang harus tetap diperjuangkam umtuk meraih kemerdekaan guna mewujudkan cita-cita luhur bangsa yang adil dan sejahtera dalam arti luas.

Sebagai Menteri Keuangan, Syafruddin Prawiranegara dikenal juga karena kebijakan moneternya yang acap disebut “Gunting Syafruddin” dalam upaya pengendalian inflasi pasca-kemerdekaan Indonesia. Sehingga sebagai negarawan yang kuat dan teguh memegang prinsip hingga menjadi simbol integritas dan keteguhan moral yang tidak tergoyahkan, ia pun tegas menyatakan penolakan terhadap korupsi seperti yang semakin marak dan mencemaskan sekarang ini di Indonesia. Karena dia mamamg berani memilih cara hidup yang sederhana dan bersahaja untuk tetap konsisten memperjuangkan prinsip demokrasi dan keadilan di negeri ini.

Oleh karena itu tidaklah berlebih bila sosok Syafruddin Prawiranegara sering disebut banyak orang sebagai penjaga kedaulatan dan keberlangsungan Republik Indonesia yang tidak boleh dirusak seperti yang terjadi dan sangat mencemaskan terjadi di Indonesia sekarang. Sosok Syafruddin Prawiranegara diakui sangat besar peranannya dalam kemerdekaan bangsa Indonesia. Meski nama besarnya itu nyaris tidak pernah dapat ditemui terpasang menjadi nama jalan untuk mengabadikan jasa besar yang telah dilakukannya. Termasuk di jalan kota Serang, Banten yang sepatutnya membuat monumen sejarah untuk tidak melupakan sang pahlawan. Karena semua itu merupakan bagian dari wujud penghargaan yang bernilai spiritual dan sakral untuk tetap dikenang.

Lantas itukah dampak buruk dari perselisihan pendapat antara Syafruddin Prawiranegara yang terjadi dengan Soekarno kemudian ? Terutama saat demokrasi terpimpin dikumandangkan dan akibat dari pemberontakan PPRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) meski kedua gerakan itu hanya untuk ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia agar tetap solid dan sukses menggapai cita-cita luhur yang telah disepakati dan dicanangkan bersama dalam tujuan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Pilihan sikap Syafruddin Prawiranegara bergabung dengan PPRI yang berbasis di Sumatra pada tahun 1958, sebagai ungkapan dari sikap penentangannya terhadap Soekarno yang sudah terlalu berlebihan berbuat sentralistik (terpusat) dan mengabaikan kepentingan warga masyarakat daerah. Karena itu, PPRI mendesak segera dilakukan semacam desentralisasi kekuasaan dan meningkatkan kesejahteraan di daerah-daerah yang lebih menderita dari warga bangsa Indonesia yang ada di pusat.

Perbedaan pandangan politik dari sejumlah tokoh dengan Soekarno seperti yang diikuti juga oleh Soemitro Djojohadikusumo—ayahanda Presiden Prabowo Subianto—terbilang sebagai salah satu tokoh terpenting yang ikut bersama PPRI. Meski kemudian PPRI ditafsirkan secara sepihak sebagai kelompok pembalelo. Padahal, mereka semua adalah tokoh pejuang dan sosok pahlawan tulen yang sejati yang bersedia mempertaruhkan segalanya untuk republik ini. Jadi begitulah nilai-nilai spiritual para founding father dan founding mather kita di negeri ini dahulu. Berjuang tanpa pamrih, apalagi hanya sekedar untuk mengejar material —yang tidak relevan dengan dimensi dan bobot spiritual para tokoh bangsa yang terlupakan itu. Agaknya, makna dari Jas Merah—jangan sekali-kali melupakan sejarah seperti diucapkan oleh Soekarno itu—juga tampaknya relevan untuk mengenang sosok Syafruddin Prawiranegara sebagai Presiden Indonesia—yang justru melakukannya dalam kondisi darurat—agar tidak sampai dianggap hilang atau dilupakan orang. Meski realitasnya begitulah yang terjadi sekarang.

  • Penulis: Rls/Red
  • Editor: Syarif Hidayatullah
  • Sumber: Jacob Ereste

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Hentikan Penahanan Ibu Menyusui! Polisi Jakarta Pusat Diduga Kuat Langgar Konstitusi

    • calendar_month Rab, 6 Agu 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 47
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Jakarta (GMOCT) 6 Agustus 2025| Ketua Komite Tetap Advokasi dan Perlindungan Hukum Perempuan dan Anak pada unit Pemberdayaan Perempuan dan Anak-KADIN Indonesia, Jurika Fratiwi, SH., SE., MM., menyatakan keprihatinannya yang amat mendalam atas tindakan Polres Jakarta Pusat yang menahan seorang ibu menyusui bersama bayinya yang baru berusia 9 bulan. Hal tersebut disampaikannya kepada media ini […]

  • Polsek Cariu Edukasi Pelajar SMP Satap 01 Kutamekar tentang Bahaya Narkoba, Tawuran, dan Tertib Berlalu Lintas

    • calendar_month Kam, 17 Jul 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id–Bogor| Polsek Cariu Polres Bogor terus berupaya melakukan pencegahan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba melalui kegiatan edukasi. Dalam rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), personel Polsek Cariu melaksanakan kegiatan penyuluhan di SMP Negeri Satap 01 Cariu, Desa Kutamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Kamis (17/7/2025) pukul 10.00 WIB. Kegiatan ini menghadirkan Aipda Atep Dani RS sebagai […]

  • TERBARU: Respon Petinggi Polri Soal Dugaan Kriminalisasi Ibu Rina

    • calendar_month Sab, 16 Agu 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 19
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Jakarta, 17 Agustus 2025| Dukungan dari jajaran petinggi Polri mulai bermunculan terkait kasus dugaan kriminalisasi terhadap Ibu Rina Rismala Soetarya, seorang ibu muda yang sempat ditahan bersama bayinya oleh Polres Metro Jakarta Pusat. Dalam tangkapan layar pesan WhatsApp yang beredar pada Kamis (14/8/2025), Komjenpol (Purn) Drs. Oegroseno, S.H. dengan tegas menyebut kasus ini sebagai “murni […]

  • Polda Jabar Gelar Media Gathering Dan Baksos Bersama Wartawan Sambut HUT Bhayangkara ke-79

    • calendar_month Sab, 28 Jun 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 46
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Bandung| Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79, Polda Jawa Barat menggelar kegiatan Media Gathering dan Bakti Sosial (Baksos) bersama para wartawan. Kegiatan ini dilaksanakan di Roemah Bamboe, Jalan A.H. Nasution, Ujungberung, Bandung. Jum’at (27/6/2025). Sebanyak 40 wartawan dari berbagai media turut hadir dalam kegiatan yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban tersebut. Selain […]

  • Kejati Sumsel Sita Uang Rp 506 Miliar Terkait Kasus Korupsi Kredit Bank BUMN

    • calendar_month Kam, 7 Agu 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Jakarta, 8 Agustus 2025| Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan (Kejati Sumsel) menyita uang tunai senilai Rp506,15 miliar dalam kasus dugaan korupsi fasilitas pinjaman dari salah satu bank usaha milik negara (BUMN) kepada dua perusahaan swasta, PT BSS dan PT SAL. Uang yang disita terdiri dari pecahan Rp100 ribu dan diamankan oleh tim penyidik Tindak Pidana Khusus […]

  • Kapolsek Ciawi Menghadiri Kegiatan HJB ke-543

    • calendar_month Kam, 22 Mei 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Bogor| Kapolsek Polsek Ciawi AKP Dede Lesmana Jaya, S.H., M.H. beserta muspika turut menghadiri kegiatan Semarak memperingati Hari Jadi Bogor ke -543 tahun 2025, yang di gelar di halaman kantor Kecamatan Ciawi, Ciawi (22/05/2025) Acara tersebut di awali dengan pembukaan oleh staf ahli Bupati Bogor bagian ekonomi dan pembangunan bapak Deni Humaedi AS, S.IP., M.M. […]

expand_less