Breaking News
light_mode
Beranda » Opini » Kudeta Prematur Geng Solo “Sejarah Menunggu Jawaban? Apakah Prabowo Akan Dicatat Sebagai Presiden Yang Berani Melawan Oligarki?”

Kudeta Prematur Geng Solo “Sejarah Menunggu Jawaban? Apakah Prabowo Akan Dicatat Sebagai Presiden Yang Berani Melawan Oligarki?”

  • account_circle Rls/Red
  • calendar_month 22 jam yang lalu
  • visibility 6

Tegarnews.co.id-Jakarta, 8 September 2025| ADA yang menarik dari artikel berjudul “Kudeta Kepagian di Jalanan” yang ditulis pemerhati intelijen, Sri Radjasa. Dia menulis bahwa gelombang unjuk rasa 28 Agustus–2 September 2025 membuka tabir betapa rapuhnya demokrasi Indonesia. Aksi yang awalnya menuntut Jokowi diadili dan Gibran dimakzulkan, mendadak berubah jadi seruan membubarkan DPR.

Pergeseran cepat ini, kata Radjasa, lebih dari luapan spontan massa. Ia menyingkap adanya operasi narasi yang dirancang dengan cermat. Bahkan, pola rusuh dan pembakaran kantor polisi di banyak daerah disebut sebagai bagian dari calculated disorder untuk mempercepat delegitimasi rezim.

Kalau kita ikuti aksi rusuh akhir Agustus silam, api memang kembali menyala di jalanan usai aksi pertama 25 Agustus. Seperti ditulis Radjasa, dari 28 Agustus hingga 2 September 2025, tuntutan demonstrasi memang bergeser. Awalnya massa aksi menuntut Jokowi diadili dan Gibran dimakzulkan. Tapi, ajaib, mendadak bergeser menjadi seruan membubarkan DPR. Juga turunkan Prabowo.

Pergeseran cepat ini, jelas janggal. Rakyat di jalan bukan lagi sekadar penyampai aspirasi. Mereka disulap jadi pion dalam permainan narasi elite. Pola kejanggalan itu tampak di lapangan. Begitu mudahnya massa merusak dan membakar kantor-kantor polisi di banyak daerah.

Aksi yang seharusnya dijaga ketat, malah dibiarkan pecah begitu saja. Dalam teori keamanan, ini dikenal sebagai state-sponsored disorder. Kekacauan yang justru dipelihara untuk menciptakan kesan negara gagal menjaga stabilitas.

Lebih anehnya lagi, pada saat yang sama, polisi bertindak amat represif terhadap demonstran. Affan Kurniawan, seorang driver ojol, tewas mengenaskan setelah tergilas kendaraan taktis Brimob. Total sembilan orang dinyatakan tewas dalam kerusuhan.

Kontras ini, tak bisa dipandang kebetulan: lunak terhadap pembakaran kantor polisi, tapi bengis terhadap rakyat. Kenapa? Kok bisa?!

Rusuh yang Didesain

Kesan yang muncul: chaos ini sengaja diciptakan untuk mendeligitimasi Presiden Prabowo. Narasi lalu diarahkan: Prabowo dianggap tak mampu menjaga keamanan. Laskar Cinta Jokowi langsung memanfaatkannya, menuntut Prabowo mundur. Terlebih lagi tuntutan serupa jauh hari sebelumnya sudah dilontarkan kader PSI. Artinya, ada orkestrasi narasi yang rapi. Bukan sekadar luapan spontan amarah rakyat.

Bila dicermati, ini jelas memang strategi defensif sekaligus ofensif Geng Solo. Dengan memelihara kekacauan, publik dialihkan dari fokus dosa-dosa Jokowi dan skandal politik Gibran, pada gagalnya Prabowo. Seruan “bubarkan DPR” pun digelorakan buzzer dan jaringan medsos. Mereka membelokkan arus amarah agar tidak lagi menghantam dinasti Jokowi.

Tapi, langkah itu kelewat kasar. Sangat vulgar. Alih-alih meredam, publik justru curiga ada grand scenario lebih besar. Ditambah lagi, kinerjanya wapres yang kian jeblok saja. Kecurigaan pun, makin kental. Pada saat yang sama, wacana pemakzulan Gibran justru makin kencang.

Maka, sasaran pun digeser. Bukan lagi adili Jokowi dan makzulkan Gibran. Sasaran tembak, dialihkan ke Senayan. Bubarkan DPR. Sambil terus membangun opini publik, bahwa Prabowo presiden gagal dan harus dimundurkan.

Fenomena ini, mengingatkan pada sejarah. Gus Dur tumbang bukan karena kehilangan dukungan rakyat. Dia dianggap gagal mengendalikan elite. Bedanya, hari ini ada senjata baru; media sosial. Delegitimasi tidak lagi menunggu rapat paripurna. Cukup viral di jagat maya. Buzzer bekerja 24 jam, menebar narasi, menjungkir-balikkan fakta, menebar fitnah dan kebohongan. Memenciptakan ilusi kebenaran.

Prabowo, kini berada di persimpangan. Dia bisa memilih bersikap normatif, menunggu situasi mereda. Tapi, ini berisiko dituduh lemah. Atau Prabowo tampil sebagai negarawan, berani bersih-bersih lingkaran kekuasaan dari infiltrasi ganda. Inilah, ujian besar Prabowo sesungguhnya. Responsnya, akan menentukan arah konsolidasi demokrasi.

Rakyat tidak butuh drama elite. Mereka butuh rasa aman, stabilitas, dan keadilan sosial. Indeks Demokrasi Indonesia 2024 yang merosot ke 74,45 adalah alarm keras. Jika instabilitas dibiarkan, skor itu bisa jatuh lebih dalam. Demokrasi yang sudah rapuh bisa runtuh.

Karena itu, jalan keluarnya bukan sekadar meredam kerusuhan. Presiden harus menegaskan keberpihakan. Apakah bersama rakyat, atau sekadar jadi perpanjangan tangan oligarki. Kudeta prematur yang kini berembus dan mengempis hanyalah gejala. Akar masalahnya, ada pada elite yang tega menjadikan rakyat sebagai tameng dalam perebutan pengaruh.

Sejarah sedang menunggu jawaban. Apakah Prabowo akan dicatat sebagai presiden yang berani melawan oligarki? Atau sekadar mata rantai baru dalam siklus kekuasaan rapuh yang mudah dibajak.[]

  • Penulis: Rls/Red
  • Editor: Redaksi
  • Sumber: LIRA

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kejahatan Meningkat Penyelesaian Menurun, Pemerintah Perkuat Sinkronisasi Nasional

    • calendar_month Sab, 12 Jul 2025
    • account_circle Rls/M.Ifsudar
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Bandung| Guna mengatasi peningkatan tindak pidana kejahatan secara nasional dan penyelesaiannya yang menurun, Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) memperkuat sinkronisasi antar Kementerian dan Lembaga. Dalam laporan resmi, Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat bahwa jumlah tindak pidana yang terjadi secara nasional pada Semester I 2025 mencapai 287.951 kasus, meningkat sebesar 3,65 persen dibandingkan […]

  • Dua Security PT Genesis Regeneration Smelting Ditangkap Usai Viral di GMOCT Terkait Pengeroyokan Wartawan dan Humas KLH

    • calendar_month Jum, 22 Agu 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 19
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Serang (GMOCT) 22 Agustus 2025| Pasca viral di GMOCT (Gabungan Media Online dan Cetak Ternama), dua petugas keamanan PT Genesis Regeneration Smelting ditangkap oleh pihak kepolisian buntut insiden pengeroyokan terhadap sejumlah wartawan dan humas Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) saat peliputan penyegelan pabrik di Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten. Informasi ini pertama kali mencuat […]

  • Pemilik Toko Ban Yang Terbakar Di Jatimakmur Kota Bekasi Diperas Sejumlah Uang Rp 8 juta Oleh Oknum Warga !

    • calendar_month Rab, 11 Jun 2025
    • account_circle Irvan / M.Ifsudar
    • visibility 70
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id–Bekasi| Oscar Fernando, pemilik Toko Gudang Ban yang terbakar di Jatimakmur, zkecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, mengaku diperas oleh oknum warga sebesar Rp 8 juta dengan alasan untuk keperluan operasional petugas pemadam kebakaran (damkar). “Jadi dalih oknum bahwa damkar butuh operasional, butuh makan,” kata Oscar, selasa (11/6/2025) Oscar menceritakan, dugaan pemerasan tersebut dimulai ketika ia […]

  • Dugaan Korupsi Rp2,4 Miliar di Disdik Kuningan: APH dan Kadisdik Diduga Tutup Mata

    • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
    • account_circle Tim/Red
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Kuningan,Jawa Barat (GMOCT)14 Juli 2025|Dugaan penyelewengan dana senilai Rp2,4 miliar di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kuningan kembali menghebohkan publik. Dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan pendidikan ini raib tanpa kejelasan, sementara Aparat Penegak Hukum (APH) dan Kepala Dinas Pendidikan diduga menutup mata terhadap kasus ini. Informasi ini didapatkan GMOCT (Gabungan Media Online dan Cetak Ternama) […]

  • Kapolri: Penghargaan ITUC Tak Terlepas Dari Peran Serikat Buruh Indonesia

    • calendar_month Sab, 12 Jul 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Jakarta| Kapolri Jenderal Polisi Dr. Listyo Sigit Prabowo mengungkap bahwa penghargaan yang diberikan oleh International Trade Union Confederation (ITUC) menandakan hubungan baik dengan kalangan buruh. Ia pun berterima kasih atas pemberian penghargaan itu. Menurut Jenderal Sigit, penghargaan yang diterimanya tidak terlepas dari peran dan kerja sama kelompok buruh di Indonesia. “Saya juga mengucapkan terima kasih […]

  • Ciptakan Keamanan, Bhabinkamtibmas Dan Unit Patroli Polsek Rumpin Sambangi Warga Desa Mekarsari

    • calendar_month Kam, 29 Mei 2025
    • account_circle Rls/Red
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Tegarnews.co.id-Bogor| Guna meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah hukum Polsek Rumpin, jajaran Polres Bogor, Bhabinkamtibmas Desa Mekarsari Aiptu Ateng Nasuta bersama Unit Patroli Polsek Rumpin melaksanakan kegiatan sambang ke warga, Rabu (28/05/2025). Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat. Dalam kunjungannya ke beberapa titik di Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, […]

expand_less